Bahasa, Pikiran, dan Kebudayaan

Muhamad Sarifuddin

Abstract


Kajian ini berfokus pada Bahasa, Pikiran, dan Kebudayaan. Sebuah masyarakat tidak dapat terbentuk tanpa komunikasi. Ini diperlukan, bahwa manusia harus menemukan sesuatu diluar symbol dimana dapat mengungkapkan ide yang membuatnya berpikir, sehingga dapat dipahami oleh yang lain. Sesuatu itu adalah pengalaman, lingkungan, dan budaya. Berpikir digunakan untuk memunculkan suatu tanda yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia lain, serta membentuk persepsi suatu masyarakat. Ketiganya tidak dapat terlepas dan berdiri sendiri. Berpikir merupakan suatu proses awal dalam membentuk bahasa dan budaya. Ada 4 teori yang diadankan dalam topik yang dibahas oleh oleh penulis yaitu : 1. ujaran terlepas dari berpikir, 2. bahasa terlepas dari berpikir, 3.  bukan bahasa yang menentukan persepsi kita, tetapi lingkungan dan pengalaman, 4.bukan bahasa yang menentukan pandangan kita terhadap dunia. Perbedaan pendapat dari 4 teori yang diajukan adalah bahwa bahasa (dalam hal ini tatabahasa) dapat merepresentasikan semua makna yang ada, padahal kenyataannya tidak. Pemberian makna membutuhkan sumber non-linguistik seperti pengalaman, situasi, dan manah. Kesalahan behavioristik juga membedakan adanya superior dalam bahasa, padahal hal itu tidak ada. Masyarakat tetap mempunyai konsep yang ada di masyarakat lain, hanya mereka tidak mempunyai cukup leksikon sebagai penandanya.


Keywords


Bahasa, Pikiran dan Kebudayaan

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.58258/jisip.v4i4.1562

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2020 Muhamad Sarifuddin



Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.

JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
p-ISSN: 2598-9944, e-ISSN: 2656-6753
Jurnal ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala.