Pengaruh Kondisi Fisik Rumah Tinggal Terhadap Kesehatan Lingkungan Kelurahan Durentiga Kecamatan Pancoran

Wa Ode Nurul Hafifah, Fardiaman Fardiaman

Abstract


Krisis perumahan di Indonesia saat ini antara lain ditandai dengan kondisi kehidupan dan lingkungan umum yang jauh dari ideal untuk kehidupan keluarga yang layak. Impian setiap keluarga adalah memiliki rumah yang layak huni, asri, dan sehat karena memiliki banyak dampak positif bagi anggotanya. Alasan penelitian ini adalah untuk memutuskan apakah keadaan rumah mempengaruhi kesejahteraan alam. Penelitian ini menggunakan metodologi yang jelas dengan pemeriksaan rutin sederhana untuk mengumpulkan informasi melalui pertemuan dan perkiraan keadaan rumah responden. Dari hasil temuan diketahui bahwa kepala rumah tangga Durentiga rata-rata berusia 40 tahun. Kepala keluarga termuda berusia 34 tahun, dan kepala keluarga tertua berusia 80 tahun. Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan di Desa Durentiga rata-rata luas bangunan 50-100 m2, terkecil 50 m2, dan terbesar 300 m2. Berdasarkan Tabel 2.1, seluruh (100%) penduduk Desa Durentiga memiliki material dinding. bahwa keramik merupakan 73% dari lantai yang digunakan di rumah-rumah warga di Kelurahan Durentiga. Sedangkan lantai semen/plester memiliki porsi yang kecil (27,0%). Hal ini disebabkan pencahayaan dan kondisi fisik 82 rumah yang berdampak negatif terhadap kesehatan lingkungan. Hasilnya, 74 rumah (90,3%) memenuhi persyaratan, sedangkan 8,7% rumah tidak memenuhi syarat. Ventilasi lingkungan dari 82 rumah mengungkapkan bahwa 70 rumah (85,4%) memenuhi persyaratan dan 12 rumah (14,4%) tidak. menunjukkan bahwa 95,1 persen penduduk di Kecamatan Durentiga membuang limbah cair dengan cara yang sesuai dengan ketentuan. Sementara itu, 4,9 persen masyarakat tidak membuang limbah cairnya dengan benar.

Abstrak

The current housing crisis in Indonesia is characterized, among other things, by the living conditions and general environment which are far from ideal for a decent family life. Every family's dream is to have a livable, beautiful and healthy home because it has many positive impacts on its members. The reason for this research is to decide whether the state of the house affects the well-being of nature. This study uses a clear methodology with simple routine checks to gather information through meetings and estimates of the condition of the respondent's house. From the findings it is known that the average age of the head of the Durentiga household is 40 years. The youngest head of the family is 34 years old, and the oldest head is 80 years old. Based on the findings of research conducted in Durentiga Village, the average building area is 50-100 m22, the smallest 50 m2, and the largest 300 m2. Based on Table 2.1, all (100%) residents of Durentiga Village have wall materials. that ceramics constitute 73% of the floors used in residents' homes in Durentiga Village. While the cement/plaster floor has a small portion (27.0%). This was due to the lighting and physical condition of the 82 houses which had a negative impact on environmental health. As a result, 74 houses (90.3%) met the requirements, while 8.7% did not. Environmental ventilation of 82 houses revealed that 70 houses (85.4%) met the requirements and 12 houses (14.4%) did not. shows that 95.1 percent of the population in Durentiga District dispose of liquid waste in a manner that complies with the provisions. Meanwhile, 4.9 percent of people do not properly dispose of their liquid waste.

Keywords


home environmental conditions

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.58258/jisip.v7i2.4860

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2023 Wa Ode Nurul Hafifah



Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.

JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
p-ISSN: 2598-9944, e-ISSN: 2656-6753
Jurnal ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala.