Perempuan Dalam Program Perubahan Iklim: Jerat Budaya Neoliberal Melalui Pemberdayaan Ekonomi
Abstract
Pemberdayaan ekonomi perempuan dalam program pembangunan sektor kehutanan di Desa Oo, Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah lewat skema Reduces Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) pada proyek Sulawesi Forest Program III yang didanai pemerintah Jerman, bukan semata-mata proyek lingkungan yang didorong kesadaran moral kemanusiaan para wali masyarakat untuk menyelamatkan lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi perempuan pedesaan. REDD+ sebagai program justru, melalui kerja-kerja pemberdayaannya, memiliki implikasi lain yakni kontribusinya terhadap memudarnya sistem nilai budaya tradisional subsisten di masyarakat Desa Oo. Dalam kondisi sosio-kultural yang telah memudar disebabkan himpitan modernisasi dalam sektor kehutanan, kehadiran program REDD+ dengan segala tata atruan mainnya, seperti mendorang kaum perempuan untuk secara mandiri mengembangkan perekonomiannya melalui stabilisasi pemanfaatan lahan, alih-alih memberdayakan perempuan secara ekonomi, penelitian ini melihat bahwa pemberdayaan melalui kepengaturan penggunaan lahan dalam kerangka proyek penyelamatan lingkungan justru menjebak perempuan ke dalam sistem nilai budaya neloliberal
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.58258/jisip.v8i4.7525
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Rahmat Hidayat
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
p-ISSN: 2598-9944, e-ISSN: 2656-6753
Jurnal ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala.