Korelasi Antara Peran BK Dengan Optimalisasi Potensi Siswa Untuk Menghadapi Tuntutan Perubahan Lingkungan Di SMA Negeri 1 Jonggat

H Amin

Abstract


Kehidupan modern sekarang ini penuh dengan permasalahan yang cenderung membuat kebanyakan orang yang mengalaminya sering lepas kontrol, frustrasi dan hilang arah. Berbagai kesenjangan, harapan-harapan, dan persaingan membuat orang tidak tahu apa, mengapa, dan bagaimana seharusnya mendapatkan solusi dari berbagai penyebab permasalahan yang menimpanya. Hal ini bukan saja menghambat potensi diri tetapi membuat orang yang mengalaminya melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat modern. Permasalahan di atas terjadi pada hampir semua setting kehidupan, termasuk di sekolah. Kenakalan remaja, perkelahian antar pelajar, merosotnya minat belajar dan sebagainya merupakan indikasi dari banyaknya permasalahan yang terjadi di sekolah. Sementara itu, peningkatan kualitas SDM merupakan prasyarat mutlak dalam pembangunan bangsa. Penyelenggaraan pendidikan yang selaras dengan tuntutan kebutuhan akan membuat bangsa tersebut mampu menjadi pemenang di arena persaingan global. Sebaliknya, bangsa akan dengan mudah terseret dan terpinggirkan jika pendidikannya tak mampu mencetak SDM yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan ranah ketrampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan sikap (attitude) peserta didik yang terintegrasi sangat menuntut kreativitas para guru dan sistem pendidikan yang menunjang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah membuka kesempatan yang luas bagi guru bimbingan dan konseling untuk dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitasnya dalam menciptakan proses belajar mengajar yang optimum. Tentu saja semua permasalahan di atas harus ditangani secara tepat dan memerlukan pengelolaan yang efektif , diberikan dalam corak dan nuansa yang sensitif, antisipatif, serta responsif. Dengan demikian peserta didik dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki. Untuk itulah pemerintah memandang perlu adanya komponen pelayanan khusus yang menangani permasalahan yang dapat menghambat pengembangan diri peserta didik, yaitu komponen pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, belajar serta perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan diberikan dalam bentuk individu maupun kelompok agar peserta didik mampu mandiri dan berkembang secara optimal melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma yang berlaku. Kemampuan guru Bimbingan dan Konseling dalam memahami, memaknai dan mengembangkan program akan sangat menentukan kualitas siswa. Untuk itu, diperlukan guru Bimbingan dan Konseling yang memiliki kompetensi yang mumpuni di bidang pencarian informasi (information seeking), orientasi pada hasil (achievement orientation), daya dobrak atau inovasi (breakthrough), komunikasi (communication skills), kerjasama (teamwork) dan bidang.

References


Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22, Jakarta, 2006.

Dinas Dikmenti Provinsi DKI Jakarta, Sub Dinas Pendidikan SMA, Panduan Program Pengembangan Diri SMA, Jakarta, 2006.

De Porter Bobbi and Mike Hernachi, Quantum Learning, membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, Dell Publishing, New York, 1992.

Djiwandono Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Grasindo, Jakarta, 2002.

Tim Musyawarah Guru Pembimbing, Modul Bimbingan Konseling SMA Kelas XII, Tunas Melati, Jakarta, 2006




DOI: http://dx.doi.org/10.1234/.v0i0.403

Refbacks

  • There are currently no refbacks.