PENDEKATANPEMECAHAN MASALAHUNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKADI SEKOLAH DASAR

Nurrahmah Nurrahmah, Nurillah Nurillah

Abstract


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di latar belakangi oleh masih rendahnya mutu pembelajaran matematika di SD. Sementara itu guru masih kesulitan dalam memilih pendekatan yang tepat untuk membantu siswa dalam pembelajaran matematika tersebut. Pendekatan pemecahan masalah merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang terdiri dari 4 langkah tahapan: (1) memahami masalah, (2) membuat rencana penyelesaian, (3) menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana, dan (4) pemeriksaan kembali. Pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan daya nalar dan ketelitian siswa dalam menyelesaikan sebuah persoalan, sebab yang menjadi tujuan utama bukan hanya terletak pada jawaban akhir tetapi bagaimana proses untuk mendapatkan jawaban tersebut dengan tepat dan benar. Penelitian ini memfokuskan kepada bagaimana meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika melalui pendekatan pemecahan masalah.Untuk memperoleh kesamaan pandangan dalam menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah – istilah yang di gunakan dalam penelitian maka berikut ini beberapa batasa istilah sebagai berikut: 1). Pendekatan pemecahan masalah matematika dalam hal ini adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pandangan pemecahan masalah matematika sebagai proses, yaitu suatu kegiatan yang lebih mengutamakan pentingnya prosedur langkah – langkah, strategi, dan karakteristik yang di tempuh siswa dalam menyelesaikan soal sehingga menemukan jawaban soal dan bukan hanya pada jawaban itu sediri, langkah atau tahapan yang dapat di tempuh  dalam pemecahan masalah menurut Polya ada 4, yaitu memahami masalah, memecahkan masalah, melakukan perhitungan, dan memeriksa kembali hasil. 2). Kualitas yaitu meningkatkan kemampuan baik buruknya suatu derajad kepandaian dan kecakapan yang dimiliki siswa. 3). Matematika merupakan disiplin ilmu yang membahas tentang bilangan, bangun ruang/ geometri, aljabar dan lain- lain, yang merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat yang berbeda dari disiplin ilmu lain karena itu kegiatan belajar matematika seyogyanya tidak di samakan dengamn ilmu lain. Selain itu peserta didik yang belajar matematika berbeda – beda kemampuannya sehingga kegiatan belajar harus memperhatikan kemampuan siswa dan hakekat matematika itu sendiri. Kegiatan pembelajaran matematika merupakan bagian dari proses pendidikan di sekolah, dan mempunyai peranan yang penting untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan nalar serta membentuk sikap siswa. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika proses komunikasi yang terjadi  antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai  peserta didik  harus berlangsung harmonis.Metode pembelajaran matematika yang di terapkan saat ini oleh sebagian guru SD cenderung menggunakan model pembelajaran biasa atau konvesonal, yang lebih terfokus pada guru. Dalam kegiatan matematika siswa hanya berdasarkan pada perintah atau tugas- tugas yang di berikan oleh guru. Pada pembelajaran ini siswa akan menyelesaikan soal latihan yang di perintahkan oleh gurunya. Karena guru bertindak sebagai pengendali dari aktifitas siswa dalam belajarnya. Cara ini tentu akan mengakibatkan siswa tidak mampu melaksanakan kegiatan proses matematika (doing matematics), sedangkan kegiatan pembelajaran menjadi kurang efektif dan efisien, selain itu pembelajaran ini mengakibatkan siswa SD tidak mampu berpikir tinggi, hal ini di dukung oleh sumarmo (1994 : 11) bahwa bernalar. “sebagian besar guru menyajikan materi hanya bersifat Algoritmis dan kurang menggali kemampuan siswa untuk bernalar

Full Text:

PDF

References


Alwasilah. C A. (2007). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.

Budhi S. W. (2003). Langkah Awal Menuju Olimpiade Matematika. Jakarta. Ricardo.

Cecep. (2004). Upaya Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Berkelompok Tipe Jigsaw. Skripsi Tidakditerbitkan. UPI

Depdiknas. Kurikulun 2006. Jakarta. Media Makmur Majumandiri

Fitra Puspa C. (2007). Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA. Skripsi Tidakditerbitkan. UPI.

Hamalik Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bumi Angkasa. Jakarta.

Herman, T. ( 2007 ). ”Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Penalaran Adaptif dan Kompetensi Strategis Siswa SD”. Proposal Hibah Penelitian PGSD. PGSD UPI Bandung.

Heruman. (2003) Pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas iv sekolah dasar. Tesis Pogran Pasca Sarjana UPI.Tidak di terbitkan.

http://awan965.wordpress.com.pembelajaran kontekstual.

Magnessen. (1983). Improvement learn Student. Bandung: UPI

Kasoblah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdiknas

MCINTOSH. R dan JARRET. D. (2000). Pengajaran Pemecahan Masalah Matematika. KIT PEIXOTTO. Pusat Edukasi Matematika Dan Sains.

Muslim & Jumhana, N. ( 2007 ). ”Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa SD Melalui Model Pembelajaran Inkuiri”. Proposal Hibah Penelitian PGSD. PGSD UPI Bandung.

Mustofa A. (2006). Penggunaan Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Skripsi Tidakditerbitkan. UPI.

Nurhadi.(2002). Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Dirjen Dikdasmen

Qodariyah Nur N. (2006). Pembelajaran Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa SMU. Skripsi Tidakditerbitkan. UPI.

Ross, K.E.L. (2000). The Procces of Mathematics. [Online]. Tersedia: http: //www.mdk12org/insteruction/success.mspap/mathematics/math process.html.

Ruseffendi, H.E.T. (1991). Pengantar kepada membantu guru mengembangkan

kemampuannya dalam pengajaran matematika untuk meningkatkan

CBSA. Bandung: Taristo.

Rusliwati T. (2007). Pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD negeri sejahtera II kecamatan sukajadi kota bandung. Skripsi Tidak diterbitkan. UPI

Ruswayati. Y. (2004). Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual. Skripsi Tidakditerbitkan. UPI.

Subarinah s. (2006). Inovasi pembelajaran matematika. Jakarta. Depdiknas Dirjen

pendidikan tinggi Direktorat Ketenagaan.

Sumarmo, U. (1987) Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dikaitkan dengan Kemampuan Panalartan Logik Siswa dan beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi Doktor pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak ditebitkan.

Syah M. (1993). Psikologi Belajar. Jakarta: Raga Grafindo Persada

Suherman, E dan Kusumah, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah

Tinggih. (2001). Pendidikan Matematika. SPMK

Trimulya J. (2006). Pembelajaran Matematika Melalui pendekata kontekstual.Skripsi tidak di terbitkan.

W Wahyu Iwan. (2007). Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Tilikan Ruang. Skripsi tidak di terbitkan.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Flag Counter

View My Stats