Pemberian Terapi Transcutaneus Electrica Stimulation, Infra Red Dan Massage Pada Kondisi Bell’s Palsy Sinistra Di Rsj Prof. Dr. Soerojo Magelang

Dini haryani

Abstract


Bell’s Palsy adalah paralisis wajah akut akibat inflamasi dari nervus facialis biasanya terjadi secara mendadak. Gangguan yang terjadi pada pasien ini berupa kelemahan pada otot- otot wajah kiri dan adanya penurunan fungsional wajah kiri. Terapi yang di berikan pada kasus tersebut dengan menggunakan Infra red dengan tujuan untuk merelaksasikan otot- otot wajah, Massage diberikan dengan tujuan mengurangi kaku pada wajah dan mencegah komplikasi lebih lanjut serta Transcutaneus Electrical Stimulasi di berikan dengan tujuan untuk menstimulasi otot, melatih otot wajah yang lesi, dan melepaskan perlengketan jaringan. Tujuan : Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dalam peningkatan kemampuan fungsional dan kekuatan otot-otot wajah pada kondisi Bell’s Palsy dengan menggunakan modalitas Infra red, Transcutaneus Electrical Stimulasi arus faradik dan Massage. Hasil : Setelah dilakukan terapi selama enam kali didapatkan hasil adanya peningkatan aktifitas fungsional dan kekuatan otot Myologi (M). Frontalis, M. Corugator Supercili, M. Procerus, M. Nasalis, M. Depressor anguli oris, M. Zygomatikus Major, M. Bucinator, M. Risorius yang T0 0 menjadi T6 3 sedangkan pada M.Orbicularis Occuli dan M. Mentalis T0 1 menjadi T6 3. Pada M. Zygomatikus Minor dan M. Orbikularis Oris T0 0 menjadi T6 dengan peningkatan yang sedikit yaitu nilai 1. Kesimpulan : Setelah dilakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bell’s Palsy Sinistra dengan modalitas Infra red, Massage, Transcutaneus Electrical Stimulasi dengan Faradik, di dapat hasil yaitu adanya peningkatan aktifitas fungsional otot wajah dan peningkatan kekuatan otot wajah.

Keywords


Bell’s palsy, IR, Transcutaneus Electrical Stimulasi dengan Faradik dan Massage

Full Text:

PDF

References


Annsilva. 2010. Bell’s Palsy (Case Report). Diakses: pada tanggal 4 April 2010, dari http://annsilva.wordpress.com/2021/04/04/bell%E2%80%99s-palsycase-report/

Anshar. 2009. Terapi Stimulasi Listrik. Diakses: pada tanggal 2021/04/04, dari http://anshar.com/2021/04/04/archive.html/

Dewanto G dkk. 2009. Diagnosis dan tata laksana penyakit saraf. Jakarta : kedokteran egc

Gersh, Meryl.R. 1992. Electrotherapy In Rehabilitation. F.A.Davis Company: Philadelphia

Ginsberg L. 2008. Neurologi. Jakarta: Erlangga

Hardi. 2008. Bells Palsy. Diakses pada tanggal 2021/04/04 dari http://www.anunda.com/support/no-mind.htm

Lumbantobing. 2012. Nervus fasial dalam neurologi klinik pemeriksaan fisik dan mental. Edisi ke-12. Jakarta : FK universitas Indonesia

Putz, R and R. Pabst; Sobotta Atlas Anatomi Manusia, E, C, G, Jakarta: 2002

Rahim. 2002. Massage Olah Raga. Pustaka Merdeka: Solo

Saputra L (ed). 2008. Kapita Selekta Kedokteran Klinik. Tangerang: Binarupa Aksara

Saputro Rohmat. 2009. Sinar Infra Merah (Infra red). Diakses pada tanggal 2021/04/04 dari http://one4share.blogspot.com/2009/05/sinar-infra-merahinfra-red.html

Sidharta, P. 2008. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Jakarta: Dian Rakyat

Sujatno, Ig dkk. 2002. Sumber Fisis. Akademi Fisioterapi Surakarta Depkes RI: Surakarta

Sutis. 2010. Gejala dan Penyebab Bell’s palsy. Diakses pada tanggal 2021/04/04 dari http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=112101

Tappan, Francess.M. 1988. Healing Massage Techniques: Holistic, Classic and Emerging. Second Edition. Appleton and Lange: California

Wikipedia. 2012. Bell’s palsy. Diakses: pada tanggal 2021/04/04, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bell's_palsy

Wiyoto, Bambang.T. 2011. Remidial Massage. Yogyakarta: Nuha Medika

Yulyani. 2012. Bells Palsy. Diakses pada tanggal 2021/04/04 dari http://www.yulyani15.com/2021/04/04 /bells-palsy.html




DOI: http://dx.doi.org/10.58258/rehat.v1i1.3030

Refbacks

  • There are currently no refbacks.