MAKNA SIMBOLIK UMA LENGGE BAGI MASYARAKAT TRADISIONAL SAMBORI KECAMATAN LAMBITU KABUPATEN BIMA

Nurhasanah Nurhasanah

Abstract


Uma lengge merupakan rumah tradisonal masyarakat sambori yang merupakan temuan dan warisan budaya leluhur beberapa ratusan tahun yang lalu dan sampai sekarang uma lengge sambori tinggal satu unit walaupun ada beberapa uma lengge yang baru dibangun untuk merevitalisasikan kembali keberadaan uma lengge. Perkembangan jaman menbawa perubahan yang sangat besar pada masyarakat tradisional sambori terutama dalam bentuk rumah, uma lengge hanya dijadikan sebagai simbol rumah tradisional dan tergantikan oleh rumah panggung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah; a. Untuk mengetahui keberadaan uma lengge asli/rumah tradisonal masyarakat sambori; b. Untuk mengetahui fungsi ruang uma lengge/rumah tradisional Sambori; c. Untuk mengetahui makna  Simbolik dibalik uma lengge/rumah tradisonal masyarakat sambori bagi masyarakat tradisonal sambori; d. Untuk mengetahui kendala-kendala yang di hadapi masyarakat tradisonal sambori dalam mempertahankan uma lengge; e. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh kepala desa dan masyarakat tradisonal sambori dalam mempertahankan uma lengge/rumah tradisional sambori.  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif sumber data terdari dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara pendalam, dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa; a. Uma lengge asli/rumah tradisional Sambori masih ada satu unit sebagai tempat tinggal istri dari Ncuhi sangari me’e keberadaan uma lengge ini sendiri di bagian atapnya sudah menggunakan atap seng karena kesulitan mendapatkan alang-alang, sedangkan keberadaan benda-benda yang dikeramatkan di dalam uma lengge maupun dihalamannya masih ada sampai sekarang; b. Fungsi ruang uma lengge memperlihatkan karakter masyarakat tradisonal Sambori ada tiga; c. Makna Simbolik dibalik uma lengge bagi masyarakat tradisonal Sambori ada tiga; d. Kendala-kendala yang di hadapi oleh masyarakat tradisonal Sambori dalam mempertahankan uma lengge ada tiga; e. Upaya yang di lakukan oleh kepala desa dan masyarakat tradisonal sambori adalah merevitalisasi kembali dengan cara membangun kembali uma lengge dan tetap mempertahankan bentuk aslinya.

References


Endraswara, Suawardi. 2006. Metode Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: gajah Mada University Press.

Fingsi, 1987. Cultural And Communication Studies, Yogyakart: Jalasutra.

M. Hilir Ismail, 2004. Peran Kesultanan Bima dalam Perjalanan sejarah Nusantara. Mataram: lengge.

Moleong, Dr, Lexy J. MA.. 2002, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rachman. 1994. Prosedur Penyelenggaraan Penelitian Kualitatif (Handout Mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: UNTAG.

Sudarsono, Dwi. Dkk. 1999. Dari Pelestarian Hingga Pembusukan: Hasil Studi dampak Pariwisata Terhadap Hak Masyarakat Adat Di NTB. Mataram: Yayasan Koslata-NTb Bekerja Sama Dengan INPI-Pact.

Sugiyono. 2006. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif . Jakarta: Erlangga.

Suharsimi Arikunto. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Erlangga

Van Zoest, Aart, 1993. Semiotika: tentang Tanda, cara kerja dan apa yang kita lakukan dengannya. Jakarta: Yayasan Sumber Agung




DOI: http://dx.doi.org/10.58258/jime.v3i1.38

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmiah Mandala Education



Creative Commons License
JIME: Jurnal Ilmiah Mandala Education (p-issn: 2442-9511;e-issn: 2656-5862) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala.