Eksistensi Kelembagaan Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) dalam Penolakan Rancangan Peraturan Daerah (RANPERDA) Masyarakat Hukum Adat di Sumbawa
Abstract
Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) merupakan organisasi kemasyarakatan yang dibentuk untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai adat dan budaya yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang didalam sejarah masyarakat hukum tana samawa. LATS mempunyai tujuan sebagaimana dijelaskan dalam pasal 3 peraturan daerah No. 9 Tahun 2015 Tentang Lembaga Adat Tana Samawa, bahwa LATS bertujuan untuk: melestarikan dan mempertahankan nilai-nilai budaya Tau Tana Samawa, melindungi dan memelihara harta kekayaan adat istiadat Tau dan Tana Samawa yang mempunyai nilai sejarah baik bergerak dan tidak bergerak, melakukan pegengembangan budaya dan adat istiadat Tau dan Tana Samawa yang berencana, terpadu dan terarah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam atas eksistensi kelembagaan Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) dalam penolakan rancangan peraturan daerah (ranperda) masyarakat hukum adat di Sumbawa, dengan melihat peran dan fungsi kelembagaan LATS serta kewenangan LATS dalam memberikan penolakan terhadap ranperda masyarakat adat. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah, obeservasi, wawancara, dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data yang kongkrit yang berkaitan dengan penelitian. Data diperoleh dalam penelitian ini adalah dianalisis dengan menggunakan analisis diskriftif kualitatif dan hal-hal termuan di lapangan. Hasil penelitian, mengungkapkan bahwa keberadaan kelembagaan LATS sangat menentukan atas terjadi penolakan dalam pengesahan rancangan peraturan daerah pengakuan dan perlindungan masyarakat adat di kabupaten Sumbawa yang sebelumnya ranperda merupakan insiatif komisi I DPRD Kabupaten Sumbawa. Dimana para pandangan fraksi di DPRD Kabupaten Sumbawa dalam mengambil keputusan mengacu kepada Peraturan daerah No.9 Tahun 2015 Tentang LATS bahwa tidak boleh ada perda lain yang mengatur tentang adat. Bahwa sudah tidak ada masyarakat adat lainnya di kabupaten Sumbawa hanya lembaga adat Tana Samawa dari kecamatan Tarano sampai dengan kecamatan Sekongkang Sumbawa Barat. Dan pandangan fraksi lain mengacu kepada titah Sultan Sumbawa, Sultan Kaharuddin IV. Sehingga dalam penolakan ranperda pengakuan dan perlindungan masyarakat adat di kabupaten Sumbawa oleh DPRD Kabupaten Sumbawa lebih dominan pada mengacu titah sultan Sumbawa dan Perda No. 9 Tentang LATS ketimbang mengikuti dari kajian sosiologis dan naskaha akademik dalam draf rancangan peraturan daerah tentang pengakuan masyarakat adat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anindita,2020. Profil Masyarakat Adat Cek Bocek Selesek Reen Sury dan Rencana Tata Ruang Wilayah Adat Lombok : Bania Publishing
Anshori,2020. Profil Masyarakat Adat Bakalewang dan Rencana Tata Ruang Wilayah Adat.Lombok : Bania Publishing
Haris,2020. Profil Masyarakat Adat Usal Ponto Ai Padeng dan Rencana Tata Ruang Wilayah Adat Lombok : Bania Publishing
Maria, 2020. Negara : Sebuah Masalah Masyarakat Adat .Yogyakarta : Lamalera
Moleong, L. J. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Ed). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Permana.2015. Aristokrat dan Lembaga Adat sebagai Aktor Penengah (Intermediary Actors) di Kabupaten Sumbawa. Peneliti pada Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , JURNAL DESENTRALISASI Volume 13, No.2, 2015
Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Taira Wacana
Scott, W.R. Institutions and Organizations (Ideas and Intrest) Thisrd Edition, (Stanford University: sage Publictions, 2008), hlm 48
Supriaydi,2020. Profil Masyarakat Adat Pusu dan Rencana Tata Ruang Wilayah Adat Lombok : Bania Publishing
Zuhri, Lahmudin.2016. Nilai Lokal Krik Salamat sebagai Asas dalam Pembangunan Hukum . Rechtidee. Fakultas Hukum Tronojoyo Madura. Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016. https://eco-entrepreneur.trunojoyo.ac.id/rechtidee/article/view/1987
Internet :
https://www.samawarea.com/2017/04/06/ranperda-pengakuan-dan-perlindungan-masyarakat-adat-ditolak/ diakses 1 Desember 2021
https://www.suarantb.com/fraksi-di-dprd-sumbawa-tolak-bahas-raperda-adat/ di akses 1 Desember 2021
Jurnal/makalah:
Naskah akademik dan draf Ranacangan peraturan daerah pengakuan dan perlindungan masyarakat adat tahun 2015
Peraturan
Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 9 Tahun 2015 Tentang LATS
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Pedoman pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat
Putusan MK No. 35/PUU-IX/2012 Tentang Hutan Adat
TAP MPR No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam.
TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia Piagam HAM.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesi Tahun 1945 pasal 18 B ayat 2 .
DOI: http://dx.doi.org/10.58258/jupe.v7i1.3001
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jasardi Gunawan, Irawansyah Irawansyah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala (p-issn: 2548-5555;e-issn: 2656-6745) is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Jurnal ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala.
Alamat: Jl. Lingkar Selatan, Perum Elit kota Mataram Asri Blok O. No. 35, Jempong Baru, Sekarbela, Kota Mataram NTB. Indonesia