TERADISI MEMPOLONG MERENTEN SEBGAI MODAL SOSIAL KERUKUNAN UMAT BERGAMA DI KABUPATEN LOMBOK UTARA

Iwan Suyadi

Abstract


Kehidupan masyarakat Kabupaten Lombok Utara sangat majemuk, hal ini dikarenakan masyarakat yang ada di Kabupaten Lombok Utara terdiri dari berbagai suku, dan agama. Meskipun masyarakatnya terdiri dari berbagai pemeluk agama, namun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan nampak rukun, serta tidak pernah terjadi pertikaian maupun konflik antar umat beragama. Polong renten sebagai tali pengikat hubungan kekeluargaan antar umat beragama. Berdasarkan hal tersebut tentunya perlu dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui 1) “Mempolong Merenten" Mampu Memberikan Sugesti Positif, 2).Fungsi kekerabatan polong renten dalam membina kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Lombok Utara. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi diperoleh hasil bahwa dengan adanya Polong renten warga masyarakat Kecamatan Pemenang dapat disatukan, dansegala macam bentuk perselisihan, pertikaian yang dapat memicu konflik diselesaikan dengan cara kekeluargaan, dengan melibatkan seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan FKUB.


Keywords


Mempolong merenten,Kerukunan Umat Beragama

Full Text:

PDF

References


Depag.1997. Bingkai Teologi Kerukunan Hidup Umat Beragama Di Indonesia. Jakarta; Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Proyek Peningkatan Kerukunan Umat Beragama di Indonesia.

Syaukani, Imam. 2008. Kompilasi Kebijakan Dan Peraturan Perundang-Undangan Kerukunan Umat Beragama. Jakarta: Puslitbang




DOI: http://dx.doi.org/10.58258/jupe.v4i5.840

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Iwan Suyadi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Lisensi Creative Commons
JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala (p-issn: 2548-5555;e-issn:-) is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.

Jurnal ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala.